Rabu, 21 Januari 2015

Rahmat-Nya tampak atau tersembunyi ?

Senin, 19 JANUARI 2015
Siang ini hujan mengguyur.
Hujan menebar rahmat bagi yang mengharapkannya,
Hujan memberi peluang menengadahkan tangan bagi pemaknanya
Hujan memberi arti bagi jiwa yang mengukir sebuah memori kala masa yang berbeda.
Hujan makin menikmati perjalananya saja,
makin asyik terjun menuju bumi tuk memberi arti.
Bermakna apakah bagimu kawan hujan saat ini?
rahmat kah atau musibah?
Semoga akan menjadi rahmat, dan selalu rahmat.
Entah rahmat yang terkucur dari Penciptanya,
ataukah rahmat yang terbingkai musibah,,

Begitulah dengan nikmat, kadang terlihat kadang pula terikat.
Terikat oleh hal-hal yang tak kita harapkan, tak kita cintai.
Kadang nikmat terlihat nyata dipandangan bulatnya mata.
Kadang pula tersebunyi, terbungkus musibah, kesusahan yang ada.

LAKUKAN HAL KECIL… ‼

Kawan, kita memang orang biasa. Bukan orang yang berduit yang bisa menyumbangkan sebagian rejekinya untuk membangun masjid, gedung sekolah ataupun bangunan bermanfaat lainnya. Kawan, kita orang biasa. Kita masih mahasiswa, kita kadang masih kekanak-kanakan. Kita mungkin belum pantas disebut dewasa. Kita bau akan dewasa. Kita baru akan menjajaki beberapa tangga untuk mencapai sebutan dewasa. Kawan, jiwa kita mungkin masih sangat labil, kita sering galau dan tidak komitmen dengan apa yang harus kita lakukan untuk masa depan kita. Tapi percayalah kawan , ada banyak hal kecil yang bisa kita lakukan. Bahkan mungkin itu hal yang tak pernah kita pikirkan sama sekali.
Kawan banyak hal kecil disekitar kita yang bisa kita lakuakn, dan itu aku yakin itu baik dan benar.
Kawan, pernahkan ada rasa nggak sreg dihati kita saat ada kran ditempat wudhu masjid menyala? Saat kran dikamar mandi menyala, kran dimanapun deh. Tapi saat itu nggak ada yang memakai. Mungkin si pemakai terakhir lupa mematikannya.
Aku berharap kawan punya rasa tidak enak dihati, jika bukan kawan orang yang mematikan kran itu. Mungkin hal ini sepele, kawan. Tapi ini hal kecil yang baik yang bisa kita lakukan kawan. Kita tak membiarkan air itu mubadzir. Kita turut berperan dalam rangka menghemat air didunia. Hehe. Kita telah menyelamatkan umat didunia dalam hidup yang berlenih-lebihan. Mungkin ada yang tanya ya.. J. Memangnya air didunia ini akan habis? Memangnya untung apa aku matiin kran itu?.
Benar kawan, pertama memang air yang Allah limpahkan didunia ini luar biasa banyaknya, tapi itu milik Allah. Itu adanya dilautan sana. Apakah bakal ngalir ke kran dimasjid2, diperumahan, dikantor, ditempat umum dengan sendirinya jika suatu saat masjid itu airnya kering?. Tidak kan. Alangkah kerennya jika kita ikut menjaga nikmat air itu. Menjaga dalam kadar mamakainya. Karena Allah menyukai hamba-Nya yang tidak berlebihan. Orang yang berlebihan itu teman syetan.
Untuk hal kedua, memang kita tidak untung kawan mematikan kran itu. Kita tak dapat upah dan gaji. Tapi hidup didunia ini apakah itu yang kita cari? Tidak kan. Sekali lagi ini memang hal kecil kawan, tapi itu BAIK. Ndak ada ruginya sedikitpun kan. Kita bisa dikatakan mensyukuri nikmat Allah dalam hal ini. Tapi percayalah kawan, Allah selalu Maha Tahu, Maha Melihat apapun yang kita lakukan. Dan percayala janji Allah dalam firmannya. Allah akan membalas setiap kebaikan yang dilakukan hambanya sekecil apapun hal itu. Ingatlah firman Allah ini dalam surat Al-Zalzalah:9.
Sedikit, semoga bermanfaat. Amiin.

Untuk sahabat ku yang sedang berusaha mengukir hal-hal baik dalam hidupnya. J

Minggu, 18 Januari 2015

Kau, Muara Cinta dan Munajatku

at 19 Januari 2015
Semburat indah mulai tampak di fajar yang menyimpan sejuta misteri,
Kala mata masih terpicing menahan kantuk yang menggelayuti tubuh,
Menggoda merayu tuk tinggalkan sembah sujud dini hari yang sepi.
Dengan tertatih ku beranjak menuju sumber penyejuk aura,
Sumber pemancar cahaya tubuh suci di Padang Mahsyar kelak,
Yang kan membela kala amal ditimbang  neraca akhirat.
Dialah sebening kristal suci itu, yang kan membasuh wajah nan tubuhku.
Tuk mengantarkanku pada sujud cinta penyambut dini hari,
Dini hari sepi yang membawa para pecinta tuk melabuhkan cintanya kepada Sang Maha Pecinta hamba-Nya.
Allah...ku terbuai dalam ruku’ nan sujud yang sarat Asma-Mu.
Yang mengiringi cinta, doa dan munajatku bermuara kepada-Mu.
Berawal bismillah,  terlantun keindahan  Asma-Mu kala  lisan menggubah.
Subhanallah, terucap ringan tuk memuja karya mentari-Mu yang merekah.
Astaghfirullah, menyesali kelalaian jiwa yang lemah, terpeleset  meluapkan amarah.
Alhamdulillah, masih terkenan nikmat tuk mengenal-Mu Yang Maha Indah.
Indah karena asma’ul husna-Mu yang meluapkan barokah.
Yaa Nuur.........
Kau pemancar terindah, tiada  tara dalam segala koleksi cahaya.
Semburatkan sinar suci-Mu dalam sukma ku, agar terpancar dalam tiap jengkal tubuhku yang masih redup.
Yang kelak kan  memantul pada makhluk bermodel sama denganku.
Yaa Wadud..........
Teguhkan lah hati kami untuk selalu mencintai-Mu.
Memuliakan cinta-Mu di atas segala cinta yang memenuhi dada,
Mengatasnamakan cinta-Mu tak hanya dalam lisan yang kerap berdusta,
Namun teguh dari jiwa dan qolbu yang segala sesuatunya dalam Kuasa Cinta-Mu.
Wahai Pemilik Cinta Yang Beredar Sempurna......
Alirkan cinta-Mu dalam urat nadiku tuk meluluhkan nafsuku yang menggebu.

Selimuti ruh ini dengan Cinta-Mu, agar ku terlelap merindukan-Mu hingga memenuhi panggilan syurga-Mu. Amiin 

Munajat Sang Pengais Ilmu

April 2011
MUNAJAT SANG PENGAIS ILMU
By : Aini Washfi

Ditengah heningnya malam
Jiwaku bangun terhenyak
Menyadari,,bahwa ku milik Sang Illahi
Ku percikkan sebening air yang suci
Tuk bersujud kehadapan Illahi Robbi
Tuk mengadu semua galauan hati

Ya Qodiir..........
Ku sadar ku insan yang lemah
Tak kuasa nan berdaya atas kehendak-Mu
Aku hamba-Mu yang miskin ilmu
Ku jelajahi dunia ilmu-Mu
Mengarungi samudra demi samudra
Terhempas ombak kemalasan yang datang menghadang
Kadang ku terdampar dipulau kegagalan
Tapi,,kuhadapi dengan semangat fii sabilillah
Tuk berlayar dilautan ilmu-Mu

Wahai Dzat Pemilik Ilmu....
Hiasilah diri yang lemah ini dengan cahaya ilmu-Mu
Karena tak kan ada yang abadi

Selain,,”Al-Ilmu Nurrun”